Cara Pelaut Melewati Wawancara dengan Pemilik Kapal dengan Baik
Wawancara dengan pemilik kapal bukanlah sekadar formalitas. Inilah saat di mana kesan pertama tentang Anda sebagai seorang profesional terbentuk. Cara Anda berbicara, bersikap, dan menunjukkan kepercayaan diri akan menentukan apakah Anda akan mendapatkan kontrak atau tidak.
Bahkan dengan pengalaman dan dokumen yang sempurna, wawancara bisa menjadi faktor penentu utama.
Berikut panduan lengkap tentang cara mempersiapkan diri, apa yang harus dikatakan, dan apa yang harus dihindari.
Bahkan dengan pengalaman dan dokumen yang sempurna, wawancara bisa menjadi faktor penentu utama.
Berikut panduan lengkap tentang cara mempersiapkan diri, apa yang harus dikatakan, dan apa yang harus dihindari.
1. Persiapan Dimulai Sejak Awal
Sebelum wawancara, pelajari perusahaan: jenis armada, bendera kapal, rute, dan ulasan pelaut lain. Pemilik kapal mengharapkan kandidat yang tahu ke mana ia akan bergabung dan menunjukkan ketertarikan yang tulus.
Minimal, Anda harus tahu jenis kapal yang akan Anda layani (misalnya kapal kontainer, tanker, atau bulk carrier) serta karakteristik pekerjaannya.
Minimal, Anda harus tahu jenis kapal yang akan Anda layani (misalnya kapal kontainer, tanker, atau bulk carrier) serta karakteristik pekerjaannya.
Siapkan ringkasan singkat tentang diri Anda: pengalaman kerja, kapal sebelumnya, jabatan, jenis kapal, dan durasi kontrak.
Akan lebih baik jika Anda bisa menjelaskannya dengan jelas dalam bahasa Inggris — tanpa jeda panjang dan tanpa terlalu banyak detail.
Akan lebih baik jika Anda bisa menjelaskannya dengan jelas dalam bahasa Inggris — tanpa jeda panjang dan tanpa terlalu banyak detail.
2. Penampilan dan Sikap
Kesan pertama terbentuk dalam hitungan detik. Bahkan jika wawancara dilakukan secara daring, penampilan dan perilaku tetap sangat penting.
- Gunakan pakaian rapi dan netral. Kemeja putih adalah pilihan terbaik karena melambangkan kerapian, tanggung jawab, dan rasa hormat.
- Hindari kaus oblong, pakaian olahraga, atau latar belakang yang berantakan (terutama dalam wawancara video).
- Duduk tegak, tersenyum sopan, dan bersikap terbuka namun profesional.
Ingatlah: bagi pemilik kapal, pelaut adalah wajah perusahaan di atas kapal. Jika Anda tampak percaya diri, disiplin, dan profesional, Anda sudah memiliki keunggulan besar.
3. Pertanyaan Umum dan Cara Menjawabnya
Beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan dalam wawancara:
- Ceritakan tentang pengalaman Anda.
- Mengapa Anda ingin bekerja dengan perusahaan kami?
- Apakah Anda pernah mengalami konflik di kapal? Bagaimana Anda mengatasinya?
- Bagaimana Anda bertindak dalam situasi stres?
- Apa yang paling penting bagi Anda dalam kerja tim?
Berikan jawaban singkat, positif, dan konkret. Contohnya:
“I worked as a Second Engineer on a container vessel under Cyprus flag. My main duties included maintenance of main engine MAN B&W and auxiliary systems. I always keep the engine room in good order and ensure smooth communication with the Chief Engineer.”
Jika ditanya tentang situasi sulit, jangan mengeluh — tunjukkan kemampuan Anda dalam menyelesaikan masalah:
“Once we had an issue with fuel pump pressure. Together with the Chief Engineer we analyzed the reason and fixed it within two hours, avoiding delay.”
4. Bahasa Inggris dan Istilah Profesional
Hampir semua wawancara dilakukan dalam bahasa Inggris. Tidak perlu berbicara sempurna, yang penting adalah menguasai istilah kelautan dan mampu menjelaskan tugas Anda dengan baik.
Sebelum wawancara, ulangi beberapa ungkapan penting berikut:
Sebelum wawancara, ulangi beberapa ungkapan penting berikut:
- “I’m responsible for…”
- “My main duties include…”
- “I ensure compliance with safety procedures…”
- “I have experience with cargo operations / navigation watch / engine maintenance…”
Jika Anda tidak tahu jawabannya, jangan diam — katakan dengan jujur namun percaya diri:
“I haven’t faced this situation yet, but I know how to handle it according to the company’s SMS and safety procedures.”
5. Pertanyaan dari Pelaut
Di akhir wawancara, Anda biasanya diberi kesempatan untuk bertanya. Ini bukan sekadar formalitas — ini menunjukkan minat dan profesionalisme Anda.
Beberapa pertanyaan yang bisa Anda ajukan:
Beberapa pertanyaan yang bisa Anda ajukan:
- Jenis kapal dan rute apa yang direncanakan?
- Berapa lama kapal berada di bawah manajemen perusahaan?
- Apakah ada akses internet dan program e-learning di kapal?
Hindari menanyakan tentang gaji atau cuti di awal wawancara — tunggu sampai pewawancara yang membahas topik tersebut.
6. Hal yang Harus Dihindari
- Jangan terlambat (untuk wawancara online, masuk 5 menit lebih awal).
- Jangan memotong pembicaraan atau berbicara terlalu keras.
- Jangan menggunakan bahasa kasar atau mengeluh tentang atasan sebelumnya.
- Jangan menunjukkan kelelahan, emosi negatif, atau keraguan.
Wawancara adalah dialog antara dua profesional. Jika Anda tetap tenang, sopan, dan percaya diri, pemilik kapal akan melihat Anda sebagai anggota kru yang dapat diandalkan.
7. Setelah Wawancara
Di akhir wawancara, ucapkan terima kasih dengan sopan:
“Thank you for your time. I hope to join your fleet soon.”
Jika wawancara diatur oleh perusahaan crewing, Anda bisa menanyakan kapan hasil wawancara akan diinformasikan.
Kesimpulan
Wawancara yang sukses bagi seorang pelaut adalah perpaduan antara persiapan, kepercayaan diri, dan rasa hormat.
Pemilik kapal menghargai mereka yang berbicara dengan jelas, berpenampilan rapi, dan tahu apa yang mereka lakukan.
Persiapan bukan hanya tentang berlatih bahasa Inggris, tetapi juga tentang membangun pola pikir yang tepat:
Pemilik kapal menghargai mereka yang berbicara dengan jelas, berpenampilan rapi, dan tahu apa yang mereka lakukan.
Persiapan bukan hanya tentang berlatih bahasa Inggris, tetapi juga tentang membangun pola pikir yang tepat:
“Saya adalah seorang profesional yang siap memikul tanggung jawab.”
Kemeja putih, suara yang tenang, jawaban yang jelas, dan sikap hormat — inilah sertifikat terbaik Anda di mata pemilik kapal.
